Tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."(QS. Al-Baqarah,2:32).................Terima kasih telah mengunjungi blog sederhana ini...semoga memberi manfaat

Tuesday, March 6, 2012

Anas bin Malik

Anas bin Malik masih dalm usia belia saat ibunya yang bernama Al-Ghumaisha mengajarkan kepadanya syahadatain. Ibunya mengisi hati Anas untuk mencintai sang Nabi SAW. Anas pun langsung tertarik untuk mendengarkan. Anas yang masih usia belia ini sangat berharap untuk bisa pergi menjumpai Nabinya di Yatsrib agar ia puas melihatnya dan bergembira karenanya. Tidak lama setelah itu, terdengar kabar bahwa Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam dan sahabatnya Abu Bakar As Shiddiq sedang dalam perjalanan menuju Yastrib, maka setiap rumah menjadi ceria karenanya. Semua mata dan hati manusia menjadi tertarik untuk menanti perjalanan yang disusuri oleh Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam dan sahabatnya menuju Yastrib.
Di suatu pagi yang cerah dan segar beberapa orang pria di kota Yastrib berteriak seraya mengatakan bahwa Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam dan seorang sahabatnya hampir tiba di Madinah. Serentak beberapa pria dewasa bergerak menuju jalan yang disusuri Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam. Mereka semua bergegas berbondong-bondong berlari menghampiri Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam, dan diantara mereka juga banyak anak-anak yang dengan wajah berseri dan hati bahagia pergi menyongsong kedatangan Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam. Di barisan anak usia belia tsb terdapat juga Anas bin Malik Al-Anshary.

Setelah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam dan sahabatnya tiba, mereka disambut sangat meriah oleh penduduk Madinah yang terdiri dari para pria dewasa dan anak-anak, sedangkan para ibu dan gadis berada di atap rumah memandang dari kejauhan datangnya sang Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam. Mereka bertanya-tanya, ” Yang mana rasul... Yang mana rasul ?” Hari itu menjadi sejarah bagi Anas dan beliau masih terus mengenangnya hingga usianya yang lebih dari 100 tahun.

Baru saja Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam hendak tinggal dan menetap di Madinah, datanglah Al-Ghumaisha binti milham yaitu ibunya Anas menghadap Beliau Shallallaahu 'alaihi wasallam . Al Ghumaisha membawa anaknya yang masih kecil untuk menghadap Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam. Saat itu Anas berambut poni dengan uraian rambut kecil yang bergerak ke kanan dan ke kiri menutupi keningnya. Al Ghumaisha memberi salam kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam seraya berkata. ” Ya Rasulullah, tidak ada seorang pria dan wanita pun dari suku Anshar yang menghadapmu kecuali mereka memberikan hadiah kepadamu. Aku tidak memiliki apa-apa untuk dijadikan hadiah selain anak ini saja.... Ambillah ia dan jadikanlah ia pembantu sesuka hatimu!: Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam gembira mendengarnya dan Beliapun menerima Anas dengan wajah yang sumringah. Beliau membelai kepala Anas dengan tangan Beliau yang mulia, Beliau juga membelai rambut poni Anas dengan jari Beliau yang lembut. Akhirnya Rasul shallallaahu 'alaihi wasallam menerima Anas menjadi anggota keluarganya.

Anas atau Unais saat itu berusia 10 tahun saat ia mulai bahagia dapat membantu Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam. Ia terus tinggal hingga Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam wafat. Anas mendampingi Nabi selama 10 tahun , dimana dia mendapat petunjuk langsung dari Nabi untuk mensucikan dirinya. Ia juga menerima seluruh hadits Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam sehingga memenuhi ruang dadanya. Anas juga mengetahui kondisi, cerita, rahasia dan kebiasaan terpuji Beliau yang jarang diketahui orang lain.

Anas dalam pergaulannya dengan Nabi Shallalaahu 'alaihi wasallam mendapatkan apa yang tidak didapatkan oleh seorang anak dari ayahnya. Ia juga menemukan dari keagungan sifat Rasul yang membuat seluruh dunia merasa iri kepadanya.
Anas bercerita tentang beberapa kisah menarik dari pergaulannya dengan Rasul shallallaahu 'alaihi wasallam yang ia dapatkan dalam asuhan Beliau. Ia amat mengetahui hal ini ... Anas bin Malik berkata: ”Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam adalah manusia yang paling baik akhlaknya, Beliau adalah manusia yang paling lapang dada dan penyayang. Beliau pernah menyuruhku untuk membeli sesuatu dan akupun keluar untuk membelinya. Di tengah jalan Aku berniat untuk bermain bersama anak-anak di pasar dan aku tidak melakukan apa yang diperintahkan oleh Rasul kepadaku. Saat aku sudah bertemu dengan anak-anak tadi, aku merasakan ada seorang pria yang berdiri di belakangku, dan ia menarik bajuku, aku menoleh ke belakang dan ternyata ia adalah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam. Beliau tersenyum seraya berujar: ” Wahai Unais, apakah kau sudah melakukan apayang aku suruh ?” Aku menjadi grogi dan berkata : ” Baik...aku akan melakukannya sekarang , Ya Rasulullah...” Demi Allah, aku sudah membantu Beliau 10 tahun lamanya, namun atas apa yang aku lakukan Beliau tidak pernah berkata : ” Mengapa kamu lakukan ini ?” dan Beliau tidak pernah berkata atas apa yang tidak pernah aku kerjakan:”mengapa kau tidak mengerjakannya ?”

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam jika memanggil Anas maka Beliau memanggilnya dengan panggilan manja dan kasih sayang, terkadang Beliau memanggilnya dengan Unais, terkadang dengan panggilan ’anakku’, seringkali Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam memberikan nasihat yang memenuhi relung hati dan sanubari Anas. Salah satunya adalah nasehat Beliau kepada Anas: ” Anakku, bila kau mampu berada pada pagi dan sore hari tanpa ada dengki di hatimu pada siapapun maka lakukanlah ! Anakku, yang demikian adalah termasuk sunnahku, barang siapa yang menghidupkan sunnahku maka dia telah mencintaiku...barang siapa yang mencintaiku maka ia akan berada di surga bersamaku....Anakku, jika kau masuk ke dalam rumah maka ucapkanlah salam karena itu akan membawa keberkahan bagimu dan bagi penghuni rumahmu.”

Setelah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam wafat, Anas bin Malik masih hidup lebih dari 80 tahun lamanya. Sepanjang itu dia mengisi ruang hatinya denngan ilmu dari Rasulullah dan ia mencoba mengasah otaknya dengan fiqh yang diajarkan Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam. Dalam masa sepanjang itu, Anas telah banyak menghidupkan hati para sahabat dan tabiin dengan petunjuk dan ajaran Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam. Ia juga sering memberitahukan kepada orang lain tentang sabda dan kebiasaan Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam. Dalam usia panjang yang dimilikinya ini, Anas menjadi referensi bagi kaum muslimin saat itu. Mereka akan mengadukan peermasalahan kepadanya setiap kali mereka merasa kesulitan. Setiap kali mereka merasa bingung untuk memutuskan suatu persoalan hukum mereka datang kepada Anas dan mereka percaya atas apa yang ia putuskan. Salah satunya adalah sebagian orang yang memperdebatkan masalah agama, yaitu tentang kebenaran adanya telaga Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam di hari kiamat. Mereka bertanya kepada Anas tentang hal tersebut, Anas berujur : ” Aku tidak pernah menduga bahwa aku akan hidup untuk melihat orang-orang sepertimu yang memperdebatkan masalah telaga Rasul. Telah banyak wanita-wanita tua sebelumku, dimana setiap kali ia melakukan shalat pasti ia berdoa kepada Allah agar diberikan minum dari telaga Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam.”

Anas masih terus hidup dengan kenangan indah bersama Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam sepanjang umurnya. Ia amat bahagia di hari saat ia berjumpa dengan Beliau, begitu terguncang saat berpisah. Ia sering kali mengulangi pembicaraan tentang hal tersebut, Anas begitu keras untuk mencontoh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam dalam perbuatan dan ucapannya. Ia menyukai apa yang disukai oleh Nabi dan membenci apa yang Beliau benci. Hal yang paling sering ia ingat saat bersama Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam adalah dua hari : pertama yaitu hari dimana pada pertama kalinya ia berjumpa dengan Nabi SAW dan kedua adalah hari dimana Beliau shallallaahu 'alaihi wasallam wafat.
Jika ia mengenang hari pertama ia berjumpa Rasul, ia menjadi gembira dan semangat seolah ia menghirup aroma semerbak. Namun bila teringat hari yang kedua maka ia menjadi sedih dan menangis. Malah ia mampu membuat manusia yang berada di sekelilingnya saat itu menjadi menangis juga. Sering kali ia berkata : ” Aku melihat Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam saat beliau datang kepada kami, dan akupun melihatnya saat Beliau wafat. Sampai kini aku belum menemukan hari lain seperti kedua hari tersebut. Pada hari Beliau datang ke Madinah, Beliau mampu menerangi semuanya....dan pada hari ia hampir melangkah menuju sisi Tuhannya, maka seolah semuanya menjadi gelap. Kali terakhir aku melihat Beliau adalah hari senin di saat tirai kamar Beliau di buka, aku melihat wajah Beliau seolah lembaran kertas. Saat itu semua orang berdiri di belakang Abu Bakar seraya memandang kearah Beliau. Hampir saja mereka tak kuasa menahan diri, lalu Abu Bakar memberi isyarat kepada mereka untuk tenang. Lalu wafatlah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam di penghujung hari itu. Kami belum pernah melihat pemandangan yang lebih menakjubkan hati kami melebihi wajah Beliau saat kami mengubur jasad Beliau shallallaahu 'alaihi wasallam dengan tanah.”

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam sering kali mendoakan Anas bin Malik , salah satu doanya adalah; ” Ya Allah, berikanlah ia harta dan keturunan dan berkahilah hidupnya.”
Allah Subhanahu wa ta'ala mengabulkan doa Nabi-Nya, dan Anas menjadi orang dari suku Anshar yang paling banyak hartanya. Ia juga memiliki keturunan yang amat banyak yang jumlahnya melebihi 100 orang. Allah SWT memberikan keberkahan pada umurnya sehingga ia hidup 1 abad lamanya ditambah 3 tahun lagi. Anas ra senantiasa berharap syafaat Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam untuk dirinya pada hari kiamat.
Sering kali ia berucap : ” Aku berharap dapat berjumpa dengan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam pada hari kiamat sehingga aku dapat berkata kepada Beliau: ” Ya Rasulullah, inilah pembantu kecilmu, Unais.”

Ketika Anas mulai jatuh sakit menjelang kematiannya, ia berujar kepada keluarganya: ” Talqinkan aku dengan kalimat LAA ILAAHA ILLALLAAHU MUHAMMADUN RASULULLAH.” Ia terus mengucapkan kalimat tadi hingga ia mati. Ia berwasiat kepada keluarganya tentang sebuah tongkat kecil milik Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam agar tongkat tersebut dikuburkan bersamanya. Maka tongkat itupun diletakkan di sisi tubuhnya.

Selamat kepada Anas bin Malik atas anugerah kebaikan yang telah Allah berikan kepadanya. Ia pernah hidup dalam bimbingan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam selama 10 tahun lamanya. Ia juga termasuk perawi hadits Rasul terbanyak pada urutan ketiga setelah Abu Hurairah dan Abdullah bin Umar. Semoga Allah Subhanahu wata'ala membalas kebaikan dirinya dan ibunya atas jasa baik mereka terhadap islam dan kaum muslimin.



dari : Cafe Sejenak

Majzaah bin Tsaur as-Saduusi ( dan kisah perang Tustar )


Dia adalah seorang pahlawan yang berani mati dari bala tentara Allah yang baru selesai memenangkan Perang Qadisiyah. Kini mereka sedang mengirapkan debu-debu pertempuran Qadisiyah dari tubuh mereka. Mereka sedang bergembira dan bersyukur atas kemenangan yang diberikan oleh Allah SWT. Mereka bertekad bulat hendak syahid di medan tempur menyusul kawan-kawannya yang telah gugur, semata-mata karena mengharapkan balasan pahala dari Allah SWT. Mereka mengharapkan kematian itu di medan tempur berikutnya, yang sama sengit dan dahsyatnya dengan pertempuran Qadisiyah.

Kini mereka sedang menunggu perintah Khalifah Umar bin Khaththab untuk meneruskna jihad fi sabilillah, mencabut singgasana Raja Kisra (Persia) dari tampuknya. Tidak berapa lama tibahlah utusan khusus Khalifah Umar dari Madinah. Utusan tersebut membawa surah perintah dari Khalifah untuk Panglima Abu Musa al-Asy’ari yang sedang menunggu di Kufah dengan seluruh angkatan perangnya.

Khalifah memerintahkan Pangliman Abu Musa supaya bergabung dengan tentara muslimin dari Bashrah. Kemudian, dengan tentara gabungan itu supaya menyerang angkatan perang Persia di Ahwaz, sebuah distrik di Teluk Persi, sebelah selatan Iran sekarang, yang dipimpin Panglima Hurmuzan. Selanjutnya membebaskan kota Tustar, sebuah kota yang menjadi permata bagi mahkota kerajaan dan mutiara Persia.Dalam surah perintah itu, Khalifah memberikan pula beberapa petunjuk praktis, antara lain supaya mengikutsertakan Majzaah bin Tsaur as-Saduusi, penunggang kuda yang cekatan, pemimpin dan penguasa Bani Bakar yang dipatuhi.

Setelah memahami setiap perintah Khalifah dengan cermat, Panglima Abu Musa al-Asy’ari langsung menyiapkan seluruh pasukannya dan menempatkan Majzaah bin Tsaur as-Saduusi di sayap kiri pasukan tempur, kemudian bergabung dengan tentara muslimin yang datang dari Bashrah. Lalu, mereka maju serentak menuju Ahwaz, berperang fi sabilillah.

Setiap melalui kota, mereka membebaskan penduduk dari penindasan pemerintahan otokratis yang zalim, lalu mereka ganti dengan pemerintahan demokratis yang tauhid. Mereka membersihkan seluruh benteng pertahanan musuh dari prajurit-prajurit yang bertahan. Panglima Hurmuzun lari terbirit-birit dari satu kota ke kota yang lain, sehingga akhirnya dia sampai ke kota Tustar dan bertahan di kota itu mati-matian.

Tustar yang merupakan benteng terakhir bagi Hurmuzun adalah sebuah kota yang indah dan termegah di Persia serta beriklim nyaman. Kota tua dan kota budaya yang terkenal dalam sejarah serta bentengnya kokoh dan kuat. Kota itu terletak di pegunungan dekat Sungai Dujal yang besar. Di atasnya terdapat sebuah bendungan besar yang dibangun oleh Raja Sabur. Air bendungan itu dialirkan dari gunung melalui terowongan yang digali di bawah tanah.

Bendungan Tustar termasuk salah satu keajaiban dunia yang pernah dibangun manusia. Terbuat dari batu-batuan gunung berkualitas tinggi, dengan tiang-tiangnya kokoh, kuat, dan berlantai marmer. Ahli-ahli sejarah mengatakan bahwa dinding tembok Tustar adalah yang pertama terbesar yang pernah dibangun manusia di muka bumi.

Hurmuzan telah menggali parit yang dalam dan lebar sekeliling pagar tembok, untuk menghalangi musuh menerobos masuk kota Tustar. Di belakang parit ditempatkan pasukan tempur tentara Persia yang pilihan.

Tentara muslimin mengepung kota Tustar sekitar parit selama delapan belas bulan. Selama masa itu, telah terjadi delapan puluh kali pertempuran sengit dengan tentara Persia yang mempertahankan Tustar. Namun, pertahanan mereka tidak dapat ditembus tentara muslimin. Biasanya, setiap pertempuran dimulai dengan perang tanding satu lawan satu antara prajurit pasukan berkuda dari kedua belah pihak. Kemudian, berkecamuk perang yang besar yang meminta korban besar pula dari masing-masing pihak.

Dalam perang tanding tersebut, Majzaah bin Tsaur memperlihatkan keberanian dan ketangkasan yang luar biasa, sehingga membingungkan pihak lawan maupun kawan sendiri. Majzaah dengan mudah dapat menewaskan seratus orang tentara musuh. Karena itu, namanya cepat tersebar ke seluruh barisan, menimbulkan gentar pasukan musuh, dan membangkitkan semangat keberanian di hati kaum muslimin. Orang yang belum mengetahui kini mengerti, mengapa amirul mukminin mendesak supaya menempatkan pahlawan yang gagah berani ini dalam pasukan inti barisan penyerang.

Setelah pertempuran yang kedelapan puluh, tentara muslimin melakukan serangan yang mengejutkan dan sangat berani. Bangkai-bangkai kuda mereka tumpuk di dalam parit untuk titian. Lalu mereka melaju menyeberangi parit. Tetapi, mereka tidak berhasil mencapai kota, karena semua pintu dikunci dari dalam oleh tentara Persia.

Ketangguhan tentara muslimin kini mendapat malapetaka besar. Tentara Persia menghunjani mereka dengan panah dari menara-menara tinggi, sehingga korban dari pihak muslimin banyak berjatuhan. Dari puncak pagar tembok terjulur pula rantai besi, di ujung setiap rantai terdapat pengait yang sudah dibakar merah membara. Bila tentara muslimin memanjat tembok atau mendekat ke tembok, mereka dikait oleh tentara Persia, lalu ditariknya ke atas. Tentara muslimin yang terkait tubuhnya akan hangus terbakar, lalu dagingnya mengelupas, kemudian tewas.

Tentara muslimin mengalami cobaan hebat dalam serangan kali ini, sementara orang-orang Persia tetap bertahan di benteng mereka yang kokoh. Sesudah melakukan pengepungan yang lama di luar parit, kini mereka menghadapi tembok benteng yang tinggi dan kokoh, dan sangat sukar untuk ditembus. Dalam usaha mereka merebut benteng yang satu ini, tentara muslimin harus membayar dengan harga yang sangat mahal.

Akan tetapi, mereka tidak pernah mundur, apalagi putus asa. Mereka telah bertekad bulat hendak syahid. Karena itu, mereka memohon kepada Allah dengan hati rendah dan penuh khusyu’, semoga Allah melepaskan mereka dari kesulitan yang mereka hadapi dan memenangkan mereka atas musuh-musuh Allah.

Ketika Panglima Abu Musa mengamat-amati tembok Tustar yang tangguh ini, tiba-tiba sebuah anak panah jatuh di dekatnya. Panglima Abu Musa mengamati anak panah tersebut, dan sepucuk surah tampak terselip padanya. Panglima Abu Musa mengambil surah tersebut dan membacanya: “Hai, kaum muslimin! Saya percaya akan janji kalian jika kalian berjanji. Saya pribadi, harta saya, keluarga, dan pengikut saya, memohon perlindungan dari kalian. Saya berjanji akan menunjukkan kepada kalian satu-satunya jalan yang dapat membawa kalian masuk kota.”

Panglima Abu Musa al-Asy’ari segera membalas surah tersebut. Katanya, “Anda kami lindungi!” Setelah itu surah tersebut dilemparkannya dengan panah ke arah datangnya surah yang diterima.

Si pengirim surah penuh percaya dengan perlindungan yang dijanjikan kaum muslimin. Karena, dia tahu benar kaum muslimin tidak akan mengingkari janji. Dia keluar dengan sembunyi-sembunyi ke daerah tentara kaum muslimin, dan berbicara panjang lebar dengan Panglima Abu Musa.

Katanya, “Kami adalah pemimpin-pemimpin kaum. Hurmuzan membunuh abang saya, dan bertindak sewenang-wenang terhadap harta dan keluarganya. Dia menaruh dendam kepadaku dan mengancamku dengan tindakan serupa terhadap diriku dan anak-anakku. Saya terkesan dengan keadilan Anda terhadap setiap kezaliman, dan tindakan Anda atas setiap penyelewengan. Saya bertekad hendak menunjukkan jalan rahasia kepada Anda, yang dapat membawa Anda ke Tustar. Berilah saya beberapa orang yang berani mati, tetapi pintar dan tangkas berenang. Nanti saya tunjukkan kepadanya jalan.”

Panglima Abu Musa memanggil Majzaah bin Tsaur as-Saduusi dan membisikkan perintah rahasia kepadanya, “Beri saya orang-orangmu yang pintar, berani, dan tangkas berenang.” “Tunjukklah saya, panglima!” jawab Majzaah memperlihatkan kesediaannya.

“Jadi, engkau bersedia, semoga Allah memberkatimu,” jawab Abu Musa. Lalu, Abu Musa memberikan petunjuk kepada Majzaah supaya mengingat dengan teliti jalan-jalan yang dilalui menuju sasaran, menandai dengan pasti segala pintu rahasia, memastikan tempat persembunyian atau markas Hurmuzan dan mengetahui orang-orangnya dengan segala cirinya. Dan, jangan bertindak atau melakukan sesuatu di luar perintah. Lakukan, semua serba rahasia!”

Majzaah bin Tsaur berangkat bersama orang Persia: penunjuk jalan. Mereka memasuki terowongan bawah tanah lewat sungai. Kadang-kadang jalan terowongan itu lebar, memungkinkan seratus pejalan kaki lewat. Terkadang sempit, hanya muat seorang perenang. Di samping itu, jalan tersebut bersimpang siur penuh jebakan-jebakan. Terkadang mendaki atau rata dan menurun. Begitulah seterusnya, sehingga bertemu dengan sebuah lubang yang langsung tembus sampai ke kota.

Penunjuk jalan menunjukkan Hurmuzan yang telah membunuh abangnya kepada Majzaah, dan tempat persembunyiannya. Ketika Majzaah melihat Hurmuzan, timbul niatnya hendak memanah batang lehernya. Tetapi, untunglah Majzaah cepat ingat perintah Panglima Abu Musa, supaya jangan bertindak di luar perintah, karena dapat menggagalkan rencana yang lebih besar. Majzaah segera mengendalikan diri. Kemudian, dia kembali ke pos komando sebelum fajar.

Abu Musa menyiapkan tiga ratus tentara muslimin yang paling berani, tangguh, dan tangkas berenang. Kemudian, diangkatlah Majzaah menjadi komandan mereka. Abu Musa memberikan perintah dan petunjuk-petunjuk praktis dalam melaksanakan tugas berat, berbahaya, tetapi sangat rahasia. Kata-kata sandi bila mereka menerjunkan diri ke dalam kota adalah kalimah takbir “Allahu Akbar”.

Majzaah memerintahkan pasukannya memakai pakaian seringkas mungkin supaya tidak menyulitkan ketika berenang. Dia mengingatkan mereka, jangan membawa senjata selain pedang. Dia memerintahkan supaya mengikat pedang erat-erat ke tubuh, di bawah pakaian masing-masing. Kemudian, Majzaah berangkat dengan pasukannya setelah lewat sepertiga malam. Dua jam lamanya pasukan Majzaah bergumul dengan halangan dan rintangan yang berbahaya sepanjang terowongan. Kadang-kadang dapat menundukkannya dengan mudah, tetapi tidak jarang pula mereka yang terbanting. Tatkala mereka sampai ke muka pintu yang langsung menuju kota, jumlah pasukannya tinggal delapan puluh orang saja. Dua ratus dua puluh orang hilang ditelan terowongan yang amat berbahaya itu.

Serentak tumit Majzaah berjejak di dalam kota, mereka segera menghunus pedang dan membunuh pangawal-pengawal yang tidak menduga kehadiran mereka. Kemudian, mereka lompat ke segala pintu dan membukanya sambil membaca takbir. Takbir mereka disambut dengan takbir-takbir kawannya yang di luar. Kaum muslimin tumpah ruah memasuki kota Tustar tepat ketika fajar.

Akhirnya, berkecamuklah perang tanding yang lebih dahsyat dan mengerikan antara kaum muslimin dengan musuh-musuh Allah. Suatu perang tanding yang belum pernah terjadi sedahsyat itu dalam sejarah peperangan sebelumnya, baik mengenai banyaknya korban yang jatuh maupun kedahsyatannya.

Saat pertempuran berkecamuk, Majzaah bin Tsaur melihat Hurmuzan di pekarangan. Majzaah segera memburu dan melompatinya dengan pedang. Hampir saja Hurmuzan di telan gelombang pertempuran. Tetapi, untung baginya, dua orang pengawal segera melindunginya. Majzaah melihat peluang yang lain. Secepat kilat dia bergerak menyerang Hurmuzan dan mereka saling melompati satu sama lain. Pedang mereka saling memukul. Tetapi, sayang bagi Majzaah, pedangnya meleset, sedangkan pedang Hurmuzan tepat mengenai sasaran. Majzaah bin Tsaur, pahlawan yang gagah berani jatuh terbanting. Dia syahid dalam pertempuran yang sangat diidam-idamkannya. Dia menghadap Allah dengan tenang sebagaimana telah ditetapkan Allah baginya. Tentara muslimin terus bertempur, sehingga kemenangan akhir berada di pihak mereka.

Hurmuzan menyerah sebagai tawanan kaum muslimin. Perutusan yang menyampaikan laporan kepada khalifah atas kemenangan kaum muslimin tiba di Madinah. Mereka membawa oleh-oleh kemenangan bagi khalifah. Mereka menghalau Hurmuzan dan memakaikan mahkota bertatahkan mutiara. Di bahunya bergantung tanda-tanda kebesaran kerajaan Persia dari benang emas berumbai-umbai untuk diperlihatkan kepada khalifah. Para utusan sengaja membawa Hurmuzan menghadap Khalifah dengan pakaian demikian untuk menghibur beliau, karena pahlawan andalan beliau Majzaah bin Tsaur as-Saduusi yang gagah berani tewas sebagai syahid dalam pertempuran.

MUSAILAMAH AL KADZAB


Musailamah Al Kadzb adalah seorang nabi palsu. Ia mendakwahkan dirinya jadi nabi. Ia berusaha untuk menandingi Al Qur’an, padahal mustahil bagi manusia dapat membuat susunan yang serupa dengan Al Qur’an yang dapat menandinginya. Keindahan susunan dan gaya bahasanya serta isinya tidak ada tara bandingannya. Al Qur’an adalah mukjizat yang terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW.

Di dalam Al Qur’an sendiri memang terdapat ayat-ayat yang menantang setiap orang dan mengatakan: kendatipun berkumpul jin dan manusia untuk membuat yang serupa dengan Al Qur’an, mereka tidak akan dapat membuatnya, sebagaimana Firman Allah SWT

Artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk mengatakan yang serupa Al Qur’an ini, niscaya tidak mereka akan dapat membuatnya, biarpun sebagian mereka membantu sebagian (yang lain).” (QS Al Isra’ ayat 88).

Musailamah Al Kadzab nabi palsu itu membuat gubahan untuk menandingi Al Qur’an. Kata-kata Musailamah Al Kadzab yang dianggapnya dapat menandingi sebagian ayat-ayat Al Qur’an contohnya adalah:

Artinya: Hai katak (kodok) anak dari dua katak, berkuaklah sesukamu,bahagian atas engau di air dan bahagian bawah engkau di tanah.Seorang sasterawan Arab yang ternama yaitu Al Jahiz memberikan penilaian gubahan Musailamah Al Kadzab ini dalam bukunya yang bernama “ Al Hayawan “ sebagai berikut: Saya tidak mngerti apakah gerangan yang menggerakkan jiwa Musailamah menyebut katak (kodok) dan sebagainya itu, Alangkah kotornya gubahan yang dikatakannya sebagai ayat Al Qur’an itu kepadanya sebagai wahyu.”

Musailamah Al Kadzab menemui kegagalan dalam menandingi Al Qur’an. Ia bahkan mendapat cemoohan dan hinaan dari masyarakat.

Musailamah Al Kadzab yang mengaku sebagai nabi ini akhirnya ditumpas maka terjadilah pertempuran Yamamah pada tahun 12 Hijriyah, yaitu pertempuran antara pasukan Islam yang dipimpin oleh Kalid abi Walid melawan pasukan Musailamah Al Kadzab. Dengan pertempuran ini pasukan Islam dapat menumpas pasukan Musailamah Al Kadzab. Akhirnya Musailamah Al Kadzab berhasil dibunuh oleh Wahsyi.
Ada kisah lain tentang Musailamah membuat ayat baru.,
Lucu sekali kisahnya.
(Coba Anda bandingkan ayat Al-Quran dengan ayat sang pendusta ini).

Ceritanya begini…
Dulu Amr bin Al-‘Ash pernah mendatangi Musailamah Al-Kadzdzab, seseorang yang mengaku bahwa dirinya seorang Nabi.

Musailamah bertanya Amr,
“Apa yang telah diturunkan kepada kawan kamu (Nabi Muhammad) pada waktu itu?”

Dia menjawab, “Sesungguhnya telah diturunkan kepadanya sebuah surat yang ringkas namun sangat dalam.”
Dia bertanya, “Surat apa itu?”

Amr membaca surat Al-Ashr:

وَالْعَصْرِ (١)

إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢)

إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣)

Transliterasinya begini:
1. Wal ashr
2. Innal insana lafi husr
3. Illalladzi na amanu wa’amilus shalihati watashau bil haqqi wa tawashau bis shabr

Terjemahannya:
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan supaya menetapi kesabaran.

Si Musailamah, orang yang ngaku nabi ini berpikir sejenak.

Dia kemudian berkata, “Dan telah diturunkan pula kepadaku yang seperti itu.”
“Apa itu?” tanya Amr.

Musailamah sang pendusta lalu membaca,

يَا وَبْرُ - يَا وَبْرُ - إِنَّمَا أَنْتَ أُذُنَانِ وَصَدْرٌ - وَسَائِرُكَ حَفْرٌ نَقَرٌ

Transliterasinya:
Ya wabr ya wabr
Wa innama anta udzunaini wa shadr
Wa sairuka hafrun naqar

1. Wahai marmut, wahai marmut
2. Sesungguhnya engkau mempunyai dua telinga dan dada.
3. Dan seluruh jenismu suka menggali dan melubangi.

Dia bertanya lagi, “Bagaimana pendapatmu wahai Amr?”

Amr menjawab, “Demi Allah, sesungguhnya engkau pasti tahu bahwa sesungguhnya aku mengetahui kamu adalah pendusta.”

Amr bin Al-Ash pada waktu itu belumlah masuk Islam.
Namun beliau sendiri telah menyadari bahwa Musailamah tidaklah lebih dari seorang pendusta.
...................
dari : Halaqah.net dan Bukansiapasiapa.muliply

Al-Barra' bin Malik, Pahlawan Perang Tustar


Dia adalah saudara Anas bin Malik, namanya Al-Barra' bin Malik. Dia adalah salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang juga pahlawan perang. Walau bertubuh kerempeng dan berkulit legam, namun ia mampu menewaskan ratusan orang musyrik dalam perang tanding satu lawan satu.

Dalam Perang Yamamah, perang melawan pasukan Musailamah Al-Kadzdzab pada masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Al-Barra' bin Malik menunjukkan kepahlawanannya. Ketika panglima perang Khalid bin Walid melihat pertempuran kian berkobar, ia berpaling kepada Al-Barra' seraya berseru, "Wahai Al-Barra', kerahkan kaum Anshar!"

Saat itu juga Al-Barra' berteriak memanggil kaumnya. "Wahai kaum Anshar, kalian jangan berpikir kembali ke Madinah! Tidak ada lagi Madinah setelah hari ini. Ingatlah Allah, ingatlah surga!"Setelah berkata demikian, dia maju mendesak kaum musyrikin, diikuti prajurit Anshar. Pedangnya berkelebat, menebas musuh-musuh musuh Allah yang datang mendekat.

Melihat prajuritnya berguguran, Musailamah dan kawan-kawannya kecut dan gentar. Mereka lari tunggang-langgang dan berlindung di sebuah benteng yang terkenal dalam sejarah dengan nama Kebun Maut.

Kebun Maut adalah benteng terakhir bagi Musailamah dan pasukannya. Pagarnya tinggi dan kokoh. Sang pendusta dan pengikutnya mengunci gerbang benteng rapat-rapat dari dalam. Dari puncak benteng, mereka menghujani kaum Muslimin yang mencoba masuk dengan panah.

Menghadapi keadaan yang demikian, kaum Muslimin sempat kebingungan. Dalam benak Al-Barra' muncul ide. Ia pun berteriak, "Angkat tubuhku dengan galah dan lindungi dengan perisai dari panah-panah musuh. Lalu lemparkan aku ke dalam benteng musuh. Biarkah aku syahid untuk membukakan pintu, agar kalian bisa menerobos masuk."

Dalam sekejap, tubuh kerempeng Al-Barra' telah dilemparkan ke dalam benteng. Begitu mendarat di benteng bagian dalam, ia langsung membuka pintu gerbang. Dan kaum Muslimin pun membanjir menerobos masuk. Pedang mereka berkelebat menyambar tubuh dan kepala musuh. Lebih dari 20.000 orang murtad tewas, termasuk pimpinan mereka; .Musailamah Al-Kadzdzab

Jasa Al-Barra' begitu besar. Lebih dari sebulan lamanya ia terpaksa dirawat akibat luka-luka yang dideritanya. Akhirnya ia sembuh kembali.

Sebenarnya Al-Barra' bin Malik sangat merindukan mati syahid. Dia kecewa karena gagal memperolehnya di Kebun Maut. Sejak itu ia selalu menceburkan diri ke kancah peperangan. Ia sangat rindu bertemu Rasulullah SAW.

Tatkala perang Tustar melawan Persia berlangsung, Al-Barra' bin Malik tidak mau ketinggalan. Kala itu, pasukan musuh terdesak dan berlindung di sebuah benteng kokoh dan kuat. Temboknya tinggi besar. Kaum Muslimin mengepung benteng tersebut dengan ketat.

Dalam keadaan demikian, pasukan Persia menggunakan berbagai cara untuk menaklukkan kaum Muslimin. Mereka menggunakan pengait-pengait yang diikatkan ke ujung rantai besi yang dipanaskan. Rantai tersebut mereka lemparkan kepada pasukan Muslimin sehingga sebagian dari mereka tersambar pengait panas itu.

Banyak pasukan Islam yang tersambar pengait, di antaranya adalah Anas bin Malik, saudara Al-Barra' bin Malik. Selama beberapa saat, Anas tidak mampu melepaskan diri dari besi panas yang mengaitnya. Melihat hal itu, Al-Barra' bin Malik segera melompat ke dinding benteng dan melepaskan pengait dari tubuh saudaranya.

Tangan Al-Barra' bin Malik melepuh dan terbakar karena memegang pengait yang panas membara. Namun ia tak mempedulikannya, yang penting baginya adalah keselamatan saudaranya. Akhirnya ia berhasil menyelamatkan Anas walaupun kedua telapak tangannya lepas. Daging kedua lengannya meleleh dan hanya tinggal kerangka. Sungguh sebuah pengorbanan yang luar biasa.

Dalam Perang Tustar ini juga, Al-Barra' bin Malik memohon kepada Allah agar gugur sebagai syahid. Doanya dikabulkan, ia pun gugur sebagai syahid dengan wajah tersenyum bahagia.

.....
dari : Republika

Saturday, March 3, 2012

Beberapa fakta kejayaan Islam...

Gambaran singkat ketika Khilafah Islamiyah menguasai Dunia :


  1. Pemberian sertifikat tanah (Tahun 925 H/1519 H) kepada para pengungsi Yahudi yang lari dari kekejaman Inkuisisi Spanyol pasca jatuhnya pemerintahan Islam di Andalusia
  2. Surat ucapan terima kasih dari Pemerintah Amerika Serikat atas bantuan pangan yang dikirim khalifah ke Amerika Serikat yang sedang dilanda kelaparan pasca perang dengan Inggris (abad 18)
  3. Surat jaminan perlindungan kepada Raja Swedia yang diusir tentara Rusia dan mencari eksil ke Khalifah (30 Jumadil Awwal 1121 H/7 Agustus 1709 H)
  4. Pemberian izin dan ongkos kepada 30 keluarga Yunani yang telah berimigrasi ke Rusia namun ingin kembali ke wilayah khalifah, karena di Rusia mereka justru tidak sejahtera (13 Rabiul Akhir 1282/5 September 1865)
  5. Khalifah membuat peraturan bebas cukai bagi barang bawaan orang-orang Rusia yang mencari eksil ke Wilayah khalifah Utsmani pasca Revolusi Bolschevik (25 Desember 1920).
  6. Pasukan khilafah Turki Utsmani tiba di Aceh (1566-1577) termasuk para ahli senjata api, penembak dan para teknisi. untuk mengamankan wilayah Syamatiirah (Sumatera) dari Portugis. Dengan bantuan ini Aceh menyerang Portugis di Malaka
  7. Standar gaji guru yang mengajar anak-anak pada masa pemerintahan Umar bin Khattab sebesar 15 Dinar (1 dinar = 4,25 Gram Emas) atau setara 5.700.000,- rupiah dan diikuti oleh para khalifah berikutnya.
  8. Di Bagdad berdiri Universitas al Mustanshiriyyah, Khalifah Hakam bin Abdurrahman an Nashir mendirikan Univ. Cordoba yang menampung Mahasiswa Muslim dan Barat. Gratis9. Para khalifah mendirikan sarana umum untuk sarana pendidikan berupa perpustakaan, auditorium, observatorium dll
  9. Ja’far bin Muhammad (940 M) mendirikan perpustakaan di Mosul yang sering di kunjungi para ulama baik untuk membaca atau menyalin. Pengunjung perpustakaan mendapat segala alat yang diperlukan (pena, tinta, kertas dll) secara gratis
  10. Mahasiswa yang secara rutin belajar di perpustakaan diberikan pinjaman buku secara teratur
  11. Pada masa Khilafah Islam abad 10 M. Seorang ulama Yaqut ar Rumi memuji para pengawas perpustakaan di kota Mer Khurasa karena mengizinkan peminjaman sebanyak 200 buku tanpa jaminan apapun per-orang.
  12. Para khalifah memberikan penghargaan sangat besar terhadap para penulis buku, yaitu memberikan imbalan emas seberat buku yang ditulisnya.
  13. Khalifah Sultan Nuruddin Muhammad Zanky (Abad XI Hijriyah) mendirikan Madrasah an Nuriyah di Damaskus, di sekolah in terdapat fasilitas seperti asrama siswa, perumahan staff pengajar, tempat peristirahatan, para pelayan, serta ruanga besar untuk nceramah dan diskusi.
  14. Sultan Muhammad I (1416 M) melakukan sensus pertanahan, registrasi berjalan hingga abad 17, jumlah dokumen di pusat arsip ini ada sekitar 1500 ton, meliputi wilayah dari afghanistan sampai Maroko, dari smenanjung Krim di Rusia sampai Sudan
  15. Pada masa Khalifah Umar Ibn Al Khattab, beliau membangun Dar Ad Daqiq (gudang tepung) di berbagai kota dan rute perjalanan yang biasa ditempuh musfir, penuntut ilmu dan para saudagar. Siapa saja diantara mereka yang kehabisan bekal dalam perjalanannya, boleh mengambil bagiannya dari lumbung tersebut tanpa dipungut biaya
  16. Khalifah Walid ibn ‘Abdul Malik membuat kebijakan dengan memberikan kepada setiap orang jompo dan orang-orang cacat/buta seorang pelayan untuk membantu mereka menjalankan kehidupannya sehari-hari.
  17. Masa khalifah bin Abdul Aziz, tidak seorangpun yang dipandang berhak menerima zakat. Beliau sampai harus memerintahkan para pegawainya berkali-kali untuk menyeru di tengah-tengah masyarakat ramai, kalau-kalau di antara mereka ada yang membutuhkan harta, namun tidak ada seorangpun yang memenuhi seruannya
  18. Pada masa beliau pula tidak ada satu orangpun penduduk Afrika yang mau mengambil harta zakat
  19. Gaji para pegawai Negara hingga ada yang mencapai 300 dinar (1275 gram emas) atau setara 114.750.000,- rupiah
  20. Masa al Hakim bin Amrillah, di Kairo, khilafah membangun 20.000 unit kios untuk disewakan kepada para pedagang dengan harga yang murah
  21. Negara juga membangun perumahan untuk rakyat dan bangunan-bangunan besar yang dilengkapi dengan suply air, dengan menyediakan 50.000 ekor unta untuk mendistribusikan air ke perumahan-perumahan rakyat
  22. Khalifah Sultan Abdul Hamid (1900) berhasil membangun jaringan kereta api Hijaz dari Damaskus ke Madinah dan dari Aqaba ke Maan
  23. Pada masa beliau juga dibangun jaringan fax/telegraph antara Yaman, Hijaz Syiria, Irak dan Turki; lalu jaringan tersebut dihubungkan dengan jaringan fax India dan Iran, semua jaringan diselesaikan hanya dalam waktu 2 tahun
  24. Bani ibn Thulun di Mesir memiliki Masjid yang dilengkapi dengan tempat-tempat mencuci tangan, lemari tempat menyimpan minuman, obat-obatan dan dilengkapi dengan ahli pengobatan (dokter) untuk memberikan pengobatan gratis
  25. Khalifah Bani Umayyah banyak membangun Rumah Sakit yang disediakan untuk orang yang terkena Lepra dan Tuna Netra
  26. Bani Abbasyiah banyak mendirikan Rumah Sakit di Bagdad, Kairo, Damaskus dan mempopulerkan Rumah Sakit keliling.
  27. Ar Razi orang pertama yang mengidentifikasi penyakit cacar dan campak dan menggeluti bidang operasi
  28. Ibnu al-Haitsam ahli optik yang menemukan perbandingan antara sudat pemantulan (refleksi) dan pembiasan (refraksi)
  29. Surat jaminan perlindungan kepada Raja Swedia yang diusir tentara Rusia dan mencari eksil ke Khalifah (30 Jumadil Awwal 1121 H/7 Agustus 1709 H)
  30. Pemberian izin dan ongkos kepada 30 keluarga Yunani yang telah berimigrasi ke Rusia namun ingin kembali ke wilayah khalifah, karena di Rusia mereka justru tidak sejahtera (13 Rabiul Akhir 1282/5 September 1865.
  31. Pemetaan bumi (informasi alam, hasil bumi, dan barang tambang) dimulai abad IX oleh al Muqaddisi (Abu Abdulah – 985 M) sehingga tersusun ensiklopedi sederhana mengenai ilmu bumi.
  32. Masa Khalifah al Makmun (abad XI Masehi) al Khawarizmi dan 99 orang asistennya membuat peta bumi sekaligus peta langit (peta dengan menggunakan petunjuk bintang), pada saat yang sama bangsa eropa masih berkeyakinan bumi itu datar.
  33. Al Khawarizmi menerbitkan bukunya yang termahsyur “Hisab al Jabar wa al Muqabalah” diterjemahkan ke Bahasa Latin dan menjadi rujukan/referensi Barat .
  34. Al Battani (858-929 M) ahli dalam al jabar yang digunakan dalam ilmu ukur sudut, menguraikan persamaan sin Q/cosQ dan menjabarkan lebih lanjut formulasi cos a = cos b cos c + sin b sin c cos a pada sebuah segitiga.
  35. Abu al Wafa’(940-998) pakar matematik yang mengungkapkan teori sinus dalam kaitannya dengan segitiga bola, dan orang pertama menggunakan istilah tangent, cotangent, secant dan cosecant dalam ilmu ukur sudut.
  36. Jabir ibn Aflah (wafat 1150 M) dikenal barat dengan Geber, orang pertama yang menyusun formulasi cos B = cos b sin A, cos C = cos A cos B.
  37. Al Kindi (abad IX M) pakar Fisika yang menguraikan hasil eksperimen tentang cahaya, karyanya tentang fenomena optic diterjemahkan ke Bahasa Latin yang memberikan pengaruh besar dalam proses pendidikan Roger Bacon.
  38. Ibnu Haytam (965-1039 M) di barat dikenal dengan alhazen, pakar dalam bidang optic dan pencahayaan, 200 judul buku tentang optic dan pencahayaan dinisbatkan kepada beliau. Teorinya lebih dulu ada 5 abad sebelum teori yang sama dikeluarkan Torricelli. Beliau pula yang mulai melakukan eksperimen tentang gravitasi bumi jauh sebelum Newton merumuskan teorinya tentang gravitasi bumi.
  39. Badi’uz Zaman Ismail (al Jazari – awal abad XIII) membahas tentang mekanika dituangkan dalam buku yang berjudul Kitab fii ma’rifah, diuraikan didalamnya berbagai fenomena mekanika sederhana yang menjadi dasar bagi para sarjana modern dalam menyusun ilmu mekanika modern.
  40. Baghdad, Cairo, Cordova dll telah dibangun perkebunan (Botanical Garden) tempat untuk melakukan eksperimen para intelektual muslim.
  41. Abu Zakaria Yahya (Abad XI M) Pakar pertanian, menulis buku tentang pertanian berjudul Kitab al Falahah.
  42. Abu Ja’far al Qurthubi (1165 M) menyusun buku yang berisi seluruh jenis tumbuhan yang dijumpai di daerah Andalusia dan Afrika Utara, setiap nama tumbuhan diberi nama Arab, Latin dan Barbar.
  43. Ibn Baythar (1248 M) melakukan eksperimen tentang rumput-rumputan dan berbagai jenis tumbuhan , kemudian menyusun 2 buah buku yang kemudian diterjemahkan ke Bahasa latin pada tahu 1759 di Cremona.
  44. Kaum Muslim turut memberikan andil bagi para pakar tumbuhan dan menyediakan informasi yang amat berguna mengenai sekitar 2000 jenis tumbuhan tumbuh-tumbuhan yang sebelumnya belum dikenal.
  45. Al Jahir pakar zology menulis buku berjudul Kitab al Hayawan yang menjelaskan anatomi sederhana, makanan, kebiasaan hidup, serta manfaat yang dapat diperoleh dari berbagai jenis hewan.
  46. Ad Damiri (1405 M) pakar zologi asal Mesir.