Suku Ranau termasuk suku yang pertama kali menghuni pulau Sumatera, Suku ini datang sekitar tahun 2000 SM., Mereka datang dari daratan utara, berasal dari Yunan...mengarungi samudera ke kepulauan di selatan..lalu mendarat di pantai barat Sumatera.
Setelah mereka mendarat di pantai barat Sumatera., Naluri gunungnya menuntun mereka menaiki bukit barisan...sampai di puncak...nampaklah sebuah danau yang luas... Danau Ranau. Dan mereka menetap disana.
Kemudian sebagian dari mereka melanjutkan perjalanan hingga sampailah di Pusuk Buhit, daerah Toba..dan menurunkan Marga Batak..
............
Kisah ini sesuai dengan yang diceritakan suku Rao.,
Sekitar awal masehi., Pulau Sumatera kedatangan kelompok kedua, mereka datang dari India., Kelompok ini pertama kali datang di pantai barat Sumatera bagian utara...Menurunkan suku Rao, yakni suku yang terdapat di perbatasan sumatera barat dan sumatera utara.
Kelompok kedua ini mempunyai kebudayaan yang lebih maju...Mereka yang menurunkan suku-suku melayu pada umumnya..antara lain Padang, Aceh, Riau, Jambi, Palembang-Pasemah-Ogan, Bengkulu-Serawai...dll.
Dalam penyebarannya., hanya wilayah Toba dan wilayah Ranau yang tidak dimasuki mereka., dikarenakan bahwa di sekitar danau Toba telah ada suku Batak, dan di sekitar danau Ranau telah ada suku Batak Rangau...
Batak Rangau ?... Menarik... Karena sebutan itu membenarkan kisah asal mula suku Batak yang sebelumnya berdiam di wilayah Ranau dan hal yang menarik kedua adalah penyebutan Rangau bukan Ranau...hal ini menandakan keaslian cerita mereka. Logikanya., Jika serita mereka itu cerita kontemporer., maka tentu mereka menyebut Ranau..
Sumatera kemudian kedatangan kelompok lain, dari Kalingga/Holing/Keling/Heling., India. Kelompok ini mempunyai ciri fisik lebih gelap,.. Mereka menetap di Sumatra., lalu menuju pulau Jawa., Menurunkan Suku Jawa, membentuk sebuah kerajaan, Kerajaan Kalingga.
...............
Masuk Ranau...
Sepeninggal suku Batak., mereka yang tinggal di sekitar danau Ranau kemudian terbagi dua..dua klan atau dua Jurai..yakni Jurai Abung dan Jurai Tumi.. Dua Jurai ini lah yang menurunkan suku-suku Lampung., Istilah Sai Bumi Khua Jurai berasal dari ini..Satu Bumi dua Jurai.
Orang Abung menurunkan Lampung Pepadun., Sedangkan Orang Tumi menurunkan Lampung Pesisir/peminggir.
Orang Abung berdialek Nyow..Orang Tumi berdialek Api.
Jurai Abung menetap di wilayah Sukamarga dan sekitarnya., sedangkan Jurai Tumi menetap di wilayah Padang Ratu dan sekitarnya.
.............
Tak ada yang tau apa sebabnya., Kemudian terjadi konflik di antara keduanya... Orang Abung menyerang Orang Tumi...terjadilah peperangan., Pihak Tumi Kalah...dan memaksa mereka keluar Ranau..
Sebagian ke ilir sungai Selabung...menyusuri sungai..dan menurunkan suku Daya dan suku Komering..Karena datang dari sungai., Mereka dikenal juga suku Semendawai...yang berasal dari kata Semanda di Way ( Berjalan di Air).
Sebagian ke wilayah Sukabanjar (seberang Danau).,
Sebagian ke wilayah Krui kemudian ada yang menuju Semangka.. Sebagian lagi ke arah Bukit Pesagi..Kenali dan sekitarnya..
Dan seiring waktu, identitas Tumi pun menghilang dan mereka punya identitas sendiri-sendiri menjadi Daya, Komering..Lampung Pesisir.
Peperangan pertama ini menjadi alasan atau sebab terjadinya Peperangan kedua.
...........
Suku Tumi Kalah, Dan Ranau di kuasai sepenuhnya oleh Abung..
Abung berkuasa di Ranau sejak adanya suku komering sampai sekitar abad ke 18 Masehi...
KEDATUAN DI PUNCAK DAN TANOH UNGGAK.
Orang Abung meyakini bahwa mereka berasal dari Kedatuan di Puncak.,dari banyak sumber di internet, dikatakan bahwa KeRatuan di Puncak berlokasi di puncak Pesagi Sekala Bekhak. Namun ada keraguan penulis dikarenakan belum adanya bukti bahwa disana pernah ada komunitas Abung dalam waktu lama, sampai membuat sebuah kedatuan.
Pertanyaannya, Jika misalkan bukan di puncak Pesagi., Lantas dimanakah letak Keratuan di Puncak ?..
Di Ranau ?.
Bisa jadi,,Karena, Dalam banyak cerita, dalam banyak catatan, Abung adalah Penduduk Ranau.
Ranau memenuhi kriteria itu, Karena selain Lokasi yang dipercaya asal Abung, Ranau juga di sebut Tanoh Unggak.
Kata Unggak berarti Puncak,. Faktanya, Orang orang daerah Liba/Ilir menyebut Munggak jika Ke Ranau...dan orang Ranau juga menyebut Munggak untuk mengatakan pulang ke Ranau, kebalikan dari Teliba jika keluar Ranau.. Munggak = Ke Unggak/ke atas. Teliba = Ke Ilir/ke daerah hilir.
(terpenuhi).
Lalu jika di Ranau, Lokasinya dimana ?.
Adat Ranau menuakan posisi ulu, misalkan dalam pembagian tanah warisan, Anak Laki-laki tertua mendapat bagian tanah sebelah ulu.., begitupun di dalam rumah, ruang utama dalam rumah adalah ruang unggak,.
Karena menuakan daerah unggak, maka kita bisa mencari posisi tanah yang di tuakan itu.
Cobalah kita berjalan ke arah unggak, sampai ke desa tetangga, lalu di desa tetangga itu kita berjalan ke unggaknya desa tersebut..begitu terus maka kita akan terhenti di Sukamarga..karena jika dari Simpang Sender, setelah sukamarga, tidak lagi di sebut munggak, melainkan nyapah...begitupun jika dari arah Warkuk, dari Sukajaya munggak sampai Kotabatu, munggak lahgi sampai ke Tanjung Jati, munggak lagi sampai Pilla, lalu munggak sampai Sukamarga, setelah Sukamarga kita tidak di sebut munggak, melainkan medoh. Dengan fakta ini, kita bisa simpulkan bahwa Sukamarga adalah unggaknya Ranau... (*kecuali Hangkusa dan Sukarami, unggaknya ke arah simpang).
Pertanyaan selanjutnya, Apakah Sukamarga pernah menjadi lokasi Abung dalam waktu lama ?... Jawabnya, Yappss...anda benar... Sukamarga dikenal sebagai Lokasi Abung....dan di Sukamarga terdapat beberapa kuburan Abung..
Memilih desa ini bukan tanpa alasan..desa ini banyak terdapat sumber air, ulunya sungai yang mengairi air terjun subik...
Lokasi Desa Sukamarga |
Abung membuat pemukiman di utaranya desa Sukamarga saat ini...(lihat gambar :A)., memilih tanah yang lebih tinggi dan membendung sungai di sebelahnya sehingga terbentuklah sebuah genangan air yang luas...kolam raksasa di atas bukit..Amazing.
Karya cerdas, karena selain tempat memelihara ikan, genangan air itu juga bisa menjadi benteng pertahanan, menghambat serangan dari luar.
Selain di bentengi air, Pemukiman Abung ini dipagari dengan bambu berduri. Kemungkinan besar di sinilah letak Keratuan Di Puncak., Juga Sekala Bekhak ( Salah satu arti sekala bekhak adalah Genangan Air yang Luas).., yang dipercaya sebagai asal suku Abung.,
..................
Next >>
..................
Perang sudah lama berlalu., Ranau kini menjadi wilayah yang damai dan ramai...Hubungan dengan suku-suku lain berlangsung baik...dengan suku-suku dari daerah Bengkulu, juga dengan suku Pasemah..hubungan dagang juga pernikahan.
Ranau juga masuk ke dalam peta perdagangan kuno Sumatera...
Orang Ranau juga berhubungan dengan dunia jauh..., Melalui pantai Krui., Mereka sampai ke pulau seberang..Tanah Jawa..
Dalam Perjalanan ke tanah Jawa, tentu melewati daerah Lampung Selatan...dan jika melalui jalur darat., maka melewati daerah Lampung Tengah, Sangat mungkin hal ini adalah awal dari penyebaran ke daerah sana..yang kemudian menjadi tujuan migrasi di kemudian hari....
Ranau lalu masuk masa puyang-puyang..Masa orang-orang istimewa..berilmu, dan sakti.
Agama dan Ilmu pengetahuan masuk Ranau pada masa ini., salah satu peninggalannya adalah Candi yang terdapat di desa Jepara., yang kini hanya tersisa reruntuhan saja... dikenal dengan nama Candi Kebayan.
Juga aksara ...Aksara Kaganga atau disebut juga Aksara Ulu...
Disebut Aksara Ulu karena Aksara ini berkembang mula-mula di Daerah Ranau yang memang disebut daerah Ulu/Unggak.
Abad ke 15 Masehi,
- Terjadi Migrasi orang Abung ke daerah Lampung Tengah.
- Portugis masuk Nusantara.
Portugis mendarat di pantai Banten, selanjutnya melakukan kerjasama dengan penguasa Banten, yang pada saat itu Sultannya adalah Maulana Hasanudin. Pertugis kemudian melakukan kerjasama dengan Banten dalam perdagangan rempah-rempah...terutama lada.,pada abad ke 16 M, atau sekitar tahun 1550., Banten masuk Ranau, mencari Lada. dan sebagian orang banten kemudian ada yang menetap di Ranau.
Pasca Kedatangan Banten, atau sebelum kedatangan Banten., Orang Abung yang sebelumnya berada di daerah utara Sukamarga saat ini., kemudian berpindah tempat ke selatan, ke atas air terjun...diduga alasan keamanan dan kenyamanan.disini lebih aman karena kedua sisinya adalah tebing curam.. Sebelah barat jurang yang di bawahnya mengalir sungai, sebelah selatannya tebing menghadap ke arah Danau. Disini pun pemukiman mereka di pagari bambu berduri.
Danau Ranau |
Abad ke 16 Masehi.
Ranau kedatangan ulama dari tanah Pagaruyung..hendak menyebarkan agama Islam..namun pada saat itu ternyata Penduduk Ranau telah memeluk agama Islam. Ulama dari Pagaruyung pun kemudian menuju daerah Kenali, karena disana masih menganut kepercayaan animisme...menyembah kayu,.sama dengan daerah asalnya, memuja kayu hara.. Penguasanya pada saat itu adalah Ratu Sekarmong.
Walaupun penguasanya masih menganut kepercayaan animisme., sebagian penduduknya telah memeluk agama Islam. Hal ini memudahkan Umpu dari Pagaruyung dalam menaklukkan Ratu Sekaremong...Dan Ratu pun takluk., kemudian ulama dari Pagaruyung mendirikan kepaksian disana, yaitu Kepaksian Sekala Bekhak.
Abad ke 17 Masehi
Belanda Masuk Nusantara. Dan sampai ke Tanah Lampung... Ranau adalah daerah yang subur., Belanda pun tertarik..Namun pada saat itu Ranau dikuasai Orang Abung.. Politik Devide et Impera pun diterapkan... Beruntung bagi Belanda, Karena mereka mendapatkan kisah peperangan kuno antara Abung dan Tumi...
Dengan modal kisah klasik., Belanda pun membangkitkan dendam di anak keturunan suku Tumi... Pembunuhan karakterpun di lancarkan pada orang abung., Abung dicitrakan sebagai suku kejam, sadis dan pemburu kepala. Suku-suku keturunan Tumi pun di posisikan sebagai pihak yang teraniaya., pemilik tanah Ranau yang terusir.
Akhirnya suku-suku keturunan suku Tumi yakni dari kepaksian sekala Bekhak., Komering, dan yang masih terdapat di daerah Ranau pun bersekutu..menyerang abung dengan alasan merebut kembali tanah tua. Dan pada perang ini Abung Kalah, dan harus meninggalkan tanah Ranau... menuju ke tempat saudaranya ke arah Seputih Lampung Tengah.
Kecuali sedikit yang tetap tinggal di Ranau, yang kemudian disebut Abung Tinggal.
Jalur Penyebaran |
Sepeninggal suku Abung., Penduduk Ranau bisa dikatakan berganti dengan suku Tumi...Kini Ranau berdialek Api, dan beradat Saibatin...Menjadi Lampung Pesisir. Pemerintahan Ranau kemudian di pegang oleh Sekala Brak, dan mendirikan pusat pemerintahan marga di Desa Jepara.
......
Selesailah penyebaran suku Ranau, menjadi Suku Daya, Komering, Suku Lampung. Penyebaran dari Ulu ke daerah Ilir, dan Penua-an Daerah Ulu, kemudian digambarkan sempurna oleh Siger, yang kemudian menjadi Icon Lampung.
............
Siger Lampung |
Demikianlah sejarah singkat Asal mula Suku-suku di Sumatera. Terutama Suku Ranau dan Lampung, yang kami himpun dari kisah2 yang ada,.dan tentu masih banyak kekurangan dan peluang kesalahan.
Kebenaran Hanya milik Allah SWT, Dia adalah saksi segala peristiwa. Semoga kita bisa dewasa menyikapi cerita lama... Semoga menambah pengetahuan..
Dan jika ada kesalahan di cerita ini, maka bisa digantikan dengan yang lebih benar...sehingga kita bisa mendapati cerita yang paling mendekati kebenaran... yang tertib garis waktunya, dan tidak bertentangan satu sama lain.
Terima kasih sudah membaca. Salam Kemuakhian.
Eska Sudrajad.
...............